Dunia memang kecil, makanya saya selalu berusaha menjaga reputasi, nama baik, dan menjalin persahabatan supaya dunia makin kecil lagi. Beberapa hari lalu lalu saya menemukan "gimick" bahwa berteman, bersahabat, berkawan adalah aset. Semakin banyak sahabat (dalam hubungan resiprokal) maka "potential aset" seseorang akan semakin bertambah. Potential asset akan tetap menjadi potential dan akhirnya tidak berguna kalau tidak dapat ditransformasikan menjadi real aset.
Artinya, persahabatan perlu ditingkatkan kualitasnya dalam wujud kerja sama yang saling menguntungkan, dengan memanfaatkan personal capital (modal pribadi) yang ada pada masing-masing individu. Personal capital dapat berupa knowledge, skill, expertise, experience, dan atau wisdom.
Antar sahabat perlu memahami nilai positif dari personal capital masing-masing. Trasformasi dari potential menjadi real aset, terjadi melalui proses transaksi yang bersifat komplementer, saling melengkapi. Lebih jauh, dapat pula terjadi transfer of capital yang sifatnya positive sum game, yang memberikan dan yang menerima sama-sama meraih untung.
"penemuan" (jika boleh dikatakan demikian) ini berangkat dari pencarian jawab atas pertanyaan mengapa pendiri Google dan Yahoo menjadi kaya raya, padahal orang yang diberi manfaat oleh mereka tidak perlu membayar. Malahan semakin banyak orang yang menikmati Google dan Yahoo (secara gratis) menambah kekayaan mereka. Artinya, kita - pengguna jasa Google dan Yahoo - tidak menyadari bahwa sebenarnya telah menjadi asetnya Google dan Yahoo.
Menjawab pertanyaan sendiri, saya gali berbagai bukti empirik lainnya (khususnya di sekitaran bisnis ICT), serta direfleksikan pada hubungan antar-individu, eh lah ternyata membangun persahabatan sejatinya sama dengan membangun aset. Beberapa referensi yang saya baca juga bilang begitu. Ketika saya bertemu dengan seorang pejabat tinggi dari European Council dan sahabatnya direktur sebuah lembaga pemerintah Rumania yang datang ke Jakarta untuk mencari tahu perkembangan Cyberlaw, saya kemukakan "hasil perenungan" tersebut, dan reaksi mereka positif. yang dari EC bilang
"that is genuine idea, to nite i learn valuable thing from you".*****
salam mas wig. akhirnya berkunjung juga kesini :)
ReplyDeletesetuju banget dengan tema sahabat. hanya saja, terkadang menurut saya, kultur indonesia yang sangat ewuh pakewuh jika tidak diposisikan dengan tepat bisa menjadi blunder tersendiri. terkadang dalam kehidupan professional tidak gampang untuk bisa wise dan memposisikan sesuatu pada tempatnya hanya karena "lu kan temen gue" hiuehiuehiue... dan ketika kita mencoba memposisikan sesuatu pada tempatnya, keluarlah berbagai statement negatif seperti "udah lupa dia" atau "padahal dulu waktu jaman kuliah gue tuh yang ngidupin" :p
semoga saya bisa belajar banyak dari tulisan-tulisan mas wig
finally, minta ijin ya mas wig untuk link di blog saya
Sahabat sebagai aset sangat setuju. most other people think same,Namun saya juga berpendapat kalau sahabat kadang juga bisa menjadi lawan bahkan dari lini yang sangat membahayakan yang bisa merobek dari arah dalam.
ReplyDeletesalam kenal,