Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan dari kecerdasan moral bukan hanya untuk mengetahui yang benar dan yang salah, namun juga untuk berbuat serta melakukan tindakan yang benar. Pada segolongan populasi manusia terdapat sekelompok manusia dengan jumlah prosentase yang kecil menderita, mengalami sakit jiwa ataupun terkucil. Kelompok ini kemungkinan tidak “mengerti” yang benar dan yang salah. Mengapa kita tidak lebih sering melakukan tindakan yang tepat? Kebanyakan orang melakukan tindakan yang tepat kadang-kadang saja. Bertindak atas setiap keputusan yang kita buat setiap hari, mempertimbangkan apa yang “benar”, apa yang lebih baik dan dapat membantu komunitas kita, organisasi, dan orang lain. Namun kita tidak selalu setuju dengan apa yang benar.
Dalam hal ini nilai dan filosofi turut berperan. Penilaian kita menjadi dasar dalam percaya dan menentukan tindakan. Filosofi merupakan jalan bagi kita untuk menentukan nilai. Filosofi yang cerdas merupakan keinginan untuk memahami manusia, benda, dan dunia melalui rangkaian kata yang menggambarkan bagaimana mereka bekerja dengan demikian menyediakan suatu keamanan emosional dalam meramalkan masa depan. Manusia dengan filosofi mempercayakan pada logika dalam membuat keputusan, dan menaksirkan harga dari sesuatu melawan “kode” yang mendasar atau mengatur garis pedoman yang menyebabkan ketegangan. Manusia dengan pandangan ini mempercayakan pada kesadaran persaingan, terkadang pada wewenang sosial yang terpisah. Anda mungkin pernah mendengar perkataan seseorang dengan filosofi yang cerdas, contohnya: “jika anda memiliki solusi yang luwes, orang lain akan mempercayainya. Tidak perlu mencoba untuk meyakinkan mereka mengenai kebaikannya.” Mereka dapat menggunakan sebuah gaya kemimpinan, jika visi yang digambarkan menjadi penyebab yang baik di masa depan.
Dalam hipotesa penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hal lebih mendasar dari kemampuan kecerdasan emosional. Hal tersebut tampak semacam kompas moral. Hal tersebut merupakan jantung dari kesuksesan bisnis yang berjalan lama. “Sesuatu yang lebih” ini dinamakan kecerdasan moral (moral intelligence). Kecerdasan moral merupakan kapasitas mental untuk menentukan bagaimana prinsip umum manusia yang harus digunakan pada nilai, tujuan, dan tindakan. Istilah yang mudah, kecerdasan moral merupakan kemampuan untuk membedakan yang benar dari yang salah seperti yang didefinisikan oleh prinsip umum. Prinsip umum merupakan kepercayaan mengenai tingkah laku manusia secara umum pada seluruh budaya di dunia.
Kecerdasan moral bukan hanya penting untuk mengefektifkan kepemimpinan, namun juga merupakan “pusat kecerdasan” bagi seluruh manusia. Mengapa? Karena kecerdasan moral secara langsung mendasari kecerdasan manusia untuk berbuat sesuatu yang berguna. Kecerdasan moral memberikan hidup manusia memiliki tujuan. Tanpa kecerdasan moral, kita tidak dapat berbuat sesuatu dan peristiwa-peristiwa yang menjadi pengalaman jadi tidak berarti. Tanpa kecerdasan moral kita tidak akan tahu mengapa pekerjaan yang kita lakukan? Dan apa yang harus dikerjakan?
2. DILAHIRKAN UNTUK BERMORAL
Seorang pemimpin yang terbaik berpikir “kita”, bukan “saya”. Suatu hal yang sederhana, dimana orang yang baik memiliki moral yang merupakan watak bawaan sejak lahir. Mereka mengikuti sebuah kompas moral walaupun terdapat godaan. Mereka memilih yang benar dari yang salah. Orang baik dan pemimpin yang baik merupakan bagian dari nilai moral. mereka percaya terhadap kejujuran dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka turut berduka terhadap penderitaan orang lain dan tahu bagaimana harus memaafkan seperti pentingnya dirinya sendiri.
Pemimpin yang baik bukanlah sebuah fungsi dari beberapa bakat yang jarang digunakan untuk menginspirasi orang lain. Salah satu dari kita dapat menjadi orang baik dan pemimpin yang baik dikarenakan kita terikat kuat dengan moral. Kita terlahir pada jalan itu. Melihat sekilas pada pokok berita di koran mungkin akan membuat kita sulit untuk memiliki kepercayaan yang kuat, namun inilah alasan mengapa kita berpikir hal itu.
Untuk memiliki moral toleransi, pertama kita memerlukan kemampuan untuk melihat dunia melalui pandangan mata orang lain. Banyak psikolog mempercayai bahwa indikasi awalnya adalah empati. Sejak berumur dua tahun, kita mulai menunjukkan celah keadilan, tanggung jawab, dan merasa bersalah. Kita semua pernah mendengar anak-anak menginjak umur tiga atau empat menanggapi kenyataan atau imajinasi keadilan dengan sebuah empati, “That’s not fair!”. Banyak dari kita memulai pada usia dini untuk melakukan sesuatu yang kita tahu akan membuat kecewa orang lain. Melakukan hal yang negatif merupakan bagian penting dari belajar memiliki moral. jika kita tidak melakukan sesuatu yang buruk, akan sulit bagi kita untuk mengerti perbedaan antara tingkah laku benar dan salah. Pikirkan waktu lalu yang dapat anda ingat ketika anda melakukan suatu kesalahan. Berapa usia anda? Apa yang anda lakukan? Bagaimana anda tahu itu sesuatu yang salah? “golden rule” – perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan. Pikirkan orang lain. Jangan melakukan sesuatu yang menyakiti orang lain. Katakan yang sebenarnya.
Kita memelihara proses alami dari perkembangan moral sampai kita melihat sebuah situasi dimana hal itu tidak terjadi. Itu tidak dapat terjadi, sebagai contoh, jika kita terlahir dengan masalah neurologika yang pasti. Perkembangan moral tentu akan terus berjalan jika perhatian kita tidak diinginkan atau menyediakan hal yang benar dari pengasuhan di masa lalu. Orang tua kita tidak perlu sempurna. Mereka hanya perlu “cukup baik” untuk bersikap kepada kita sepanjang waktu. Mereka perlu tetap mempengaruhi dan percaya. Mereka harus menunjukkan kepada kita bagaimana untuk menjadi empati, dan mereka membantu kita untuk membangun kepercayaan yang positif terhadap diri kita sendiri.
Ilmuwan yang mempelajari hubungan antara fungsi otak dan tingkah laku memulai dengan bagan “anatomi moral” dari otak. Mereka mempelajari bagaimana otak memberi dampak pada tingkah laku moral. Sebagian dari kita mengetahui apa yang benar, terkadang berjuang untuk melakukan apa yang kita ketahui benar - ketika kita kekurangan kompetensi moral untuk bertindak selaras dengan pedoman moral. Peneliti telah menemukan bahwa otak kita membuat perbedaan. Ketika ilmu syaraf dibandingkan dengan tingkah laku dari dua remaja yang merasa menderita luka-luka otak, mereka menemukan sebuah perbedaan tajam dalam kapasitas luka mereka.
Jika benar bahwa kita memiliki hubungan untuk mengikuti Golden Rule, lantas bagaimana kita dapat menjelaskan semua kekerasan yang terjadi? Kita dapat mencoba menulis kejahatan dan kekejaman sebagai mutasi dari sifat normal alami manusia. Kebanyakan dari kita, bagaimanapun juga menyadari bawa terdapat sisi gelap dalam diri kita. Dengan menyeimbangkan laju persaingan dan mengatur sisi gelap dari diri kita merupakan pokok dari kecerdasan moral. Memilih diantara keinginan-keinginan bersaing merupakan pokok dari kesusilaan. Tidak ada kesusilaan tanpa pilihan. Membuat keputusan antara laju persaingan mewajibkan kita untuk membuat pilihan-pilihan moral. Hal ini merupakan kecerdasan moral, kemampuan untuk menyeimbangkan laju persaingan, yang membuat kita sebagai manusia yang sesungguhnya.
Penting bagi kita untuk menaruh perhatian pada prinsip-prinsip moral yang kita pegang. Bukan berarti kita berpikir setiap orang harus mempercayai moral yang sama. Namun kita berpikir keberadaan prinsip-prinsip moral secara umum yang menawarkan bukti moral. Di samping implikasi biologis, keberadaan prinsip-prinsip moral kemungkinan harapan terbaik untuk memperjuangkan dan memajukan sebuah komunitas global. Jika semua orang di bumi membagikan sebuah daftar kecil dari prinsip-prinsip kritis, bersama-sama kita akan membuat keputusan yang lebih baik yang dapat menentukan perjuangan dari planet.
Pada akhirnya, ditulis oleh psikolog Martin Seligman dan rekan kerjanya dalam lingkup “positif psikologi” memiliki penilitian yang membawa mereka pada enam identifikasi “nilai-nilai umum” dalam semua budaya di dunia: harapan, keberanian, perikemanusiaan, keadilan, kesederhanaan, dan transenden. Walaupun labelnya mengubah kuat sikap yang melalaikan dan masing-masing budaya kemungkinan menjelaskan prinsip-prinsip yang berbeda, moral yang mendasari pengertian, selalu sama. Kita mempercayai keberadaan prinsip-prinsip umum, walaupun kita tahu prinsip-prinsip umum tersebut tidak tersebar secara keseluruhan. Kita percaya bahwa kita dalam keselarasan dengan prinsip-prinsip sangat penting bagi perjuangan individu, organisasi dan kesuksesan.
3. PEDOMAN MORAL
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa sejak lahir kita telah memiliki “bakat” bermoral. Namun bakat saja tidaklah cukup. Kemantapan antara bakat, kemampuan, dan tindakan merupakan hal yang mendukung menuju tercapainya tujuan. Hal tersebut disebut dengan “keselarasan hidup”. Menggapai keselarasan hidup mungkin terkadang sulit, namun hal itu tidak memaksakan kita untuk melakukan tindakan yang superhuman. Hanya diperlukan langkah yang konsisten dari hari ke hari, apa yang harus kita lakukan, apa yang kita perlukan untuk meraih tujuan. keselarasan hidup juga bukan merupakan suatu kebetulan. Keselarasan hidup diperlukan dalam melakukan sesuatu pada tujuan dan untuk sebuah tujuan. Bagaimana untuk memulainya? Keselarasan hidup memiliki dua proses. Proses pertama, bangun model pandangan pribadi anda:
- Kompas moral – apa nilai anda, dan apa hal paling penting yang anda percayai?
- Tujuan – apa yang anda inginkan untuk menyempurnakan kepribadian dan profesionalitas anda?
- Tingkah laku – tindakan apa yang akan anda perbuat untuk menggapai tujuan anda?
Selanjutnya, setelah membangun model keselarasan pribadi dan mengetahui apa yang pantas dalam “bingkai”nya masing-masing, lakukan yang terbaik untuk memperbaiki keselarasan diantara bingkai-bingkai moral. Pedoman moral penuh dengan prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan yang memandu aspirasi dan tindakan anda, setiap orang memilikinya. banyak orang berasumsi otak mereka utuh, terbangun pusat nilai-nilai kebaikan pada saat berumur empat tahun. Setiap orang dengan sebuah fungsi otak yang normal dan mendekati pedoman moral setiap orang menunjang persamaan terhadap orang lain. Hal itu dikarenakan pedoman moral kita didasari luasnya prinsip-prinsip umum.
Tidak seperti prinsip umum, yang dikirimkan kepada setiap orang, nilai (value) bersifat individu. Terdapat alasan khusus untuk mengidentifikasikan nilai-nilai penting yang dimiliki. Values menolong manusia untuk selektif mengenai bagaimana menghabiskan waktu yang berharga. Saat values dapat membantu mengatakan yang benar dari yang salah, values juga menolong manusia untuk memutuskan yang benar dengan dipandu pilihan-pilihan. Untuk membuat keputusan yang benar, perlu dipertimbangkan pilihan-pilihan penting dari nilai-nilai personal seperti kesehatan, perkembangan personal, petualangan, dan keluarga.
Pada saat kita membuat keputusan yang tidak memiliki beberapa bagian penting moral, seperti contohnya saat memutuskan tujuan berlibur, kita mungkin menuruti keinginan kita untuk berpetualang tanpa pemikiran kedua. Namun ketika kita membuat sebuah kesalahan yang melibatkan orang lain, seperti dalam kasus ketika mempertimbangkan kemajuan karir yang akan membawa dampak pada anggota keluarga. Dalam hal tersebut, kita harus menghormati prinsip tanggung jawab. Kita mungkin menyadari keinginan kita untuk berpetualang, tumbuh, atau akan datang lebih banyak uang dalam yang merupakan harga sebuah tanggung jawab terhadap keluarga.
Sama dengan setiap bagian dari kepemimpinan yang efektif, pembuatan keputusan yang baik menjelaskan tentang nilai-nilai personal anda. Terkadang kita tidak secara tepat menilai apa yang kita katakan dan yang kita lakukan. Jika setiap waktu anda mendapatkan diri anda tidak konsisten dengan nilai-nilai, anda memiliki sebuah pilihan. Anda dapat belajar untuk keselarasan tingkah laku yang lebih baik dengan nilai-nilai anda, membangun kompetensi moral dan emosional anda atau anda secara sederhana menerima bahwa anda menilai sesuatu yang anda rasa tidak penting bagi anda. Hal ini tidak ada masalah selama tindakan anda tidak berlawanan dengan prinsip-prinsip umum.
Kepercayaan merupakan komponen ketiga dari sistem pemandu kita. Kepercayaan kita merupakan ringkasan khusus mengenai pandangan dunia pribadi kita. Kepercayaan menunjukkan pengertian kita mengenai apa yang kita pikir penting dan bagaimana kita berpikir hubungan dalam diri kita mengenai dunia luar.kepercayaan menangkap daftar prinsip-prinsip dan nilai-nilai daam sebuah garis yang mudah untuk dikomunikasikan. Kepercayaan merupakan bahasa yang digunakan untuk menjelaskan nilai-nilai dan pengertian dari prinsip-prinsip terhadap diri kita dan orang lain. Mereka menghubungkan pengertian kita mengenai prinsip-prinsip dengan pilihan dari nilai-nilai.
Setiap pemimpin yang efektif memiliki bola kristal tujuan yang jelas. Tujuan merupakan hal sangat penting bagi pemimpin yang efektif karena tujuan menggerakkan melebihi apa yang disadari atau tujuan yang baik terhadap tindakan yang spesifik. Pemimpin yang efektif menerima tanggung jawab sebagai jalan mencapai tujuan. Pemimpin yang efektif memiliki tujuan yang sangat mereka perhatikan. Mereka juga membesarkan hati pengikut mereka untuk membangun kepribadian dan mencapai tujuan. Salah satu dari alat motivator yang terhandal dari pemimpin yang baik adalah dengan menunjukkan kepedulian terhadap apa yang diinginkan dan tujuan yang dimiliki oleh orang-orang yang bekerja dengannya.
Tingkah laku meletakkan “hidup” dalam “kehidupan yang selaras”. Kebiasaan menunjukkan apa yang dilakukan, termasuk pemikiran, emosi, dan tindakan yang diambil. Kebiasaan merupakan suatu hal yang menginspirasi manusia untuk mengikuti pemimpin. Manusia tidak akan mengetahui anda sebagai pemimpin moral kecuali anda membicarakan mengenai tujuan hidup anda – dan bertindak secara serasi.
4. SELALU MENGACU PADA PEDOMAN MORAL
Kecerdasan moral merupakan bagian dari manusia yang mempertajam pedoman moral manusia dan memastikan bahwa tujuan konsisten dengan pedoman moral. Kompetensi moral merupakan kemampuan untuk bertindak berdasarkan prinsip moral kita. Kompetensi emosional merupakan kemampuan untuk mengatur emosi kita dan orang lain dalam situasi tuntutan moral. Tanpa kecerdasan moral tidak ada pelatihan yang akan membawa kita pada moral kepemimpinan, disebut juga dengan otak anak kecil yang terluka. Tidak peduli seberapa keras orang tuanya berusaha untuk mengisi nilai-nilai positif, mereka benar-benar kekurangan neurologika dasar, alat untuk membedakan antara benar dan salah.
Kecerdasan moral merupakan bakat dasar untuk gagasan moral dan tindakan. Kecerdasan moral mengijinkan kita untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan kepercayaan-kepercayaan serta mengintegrasikannya nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan tersebut ke dalam sebuah pedoman moral yang saling bertalian. Karena itu merupakan bagian dari kita yang mengetahui apa yang benar, kami menggunakannya untuk memastikan bahwa tujuan kita dan tinkah laku sejajar dengan pedoman moral. Seperti sebuah detektor asap, kecerdasan moral membunyikan alarm saat tujuan dan tindakan keluar tidak sejalan dengan pedoman moral.
Kompetensi moral, saat kecerdasan moral mengetahui apa yang harus dilakukan, kompetensi moral merupakan kemampuan dari melakukan tindakan yang benar. Bagaimana kita tahu bahwa apa yang kita tahu benar? Bagaimana kita tahu hal yang benar pada saat kita merasa takut dan tertekan? Untuk itu, kita memerlukan kompetensi moral. Kita memerlukannya untuk memahami apa tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip kita, dan kita memerlukan kompetensi moral untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan kita. Kompetensi emosional membantu kita mengatur emosi kita dan kualitas emosi dalam berhubungan dengan sesama. Hampir tidak mungkin untuk memiliki kompetensi moral yang baik tanpa kompetensi emosional yang baik.
Kompetensi emosional membantu kita untuk menjawab pertanyaan seperti berikut: apa yang membuat suatu hal sulit untuk dikatakan kebenarannya dalam situasi tertentu? Bagaimana tindakan yang akan diambil seseorang jika saya mengatakan kebenaran atau gagal menyampaikan kebenaran? Bagaimana saya dapat memberitahujan kebenaran ketika hal tersebut akan membatasi hubungan saya dengan orang lain? Kompetensi emosional memberi kesempatan pada kita untuk mengerti emosi yang kita miliki, khususnya dalam hal melakukan sesuatu yang benar. Kompetensi emosi juga menolong kita untuk memahami dan merespon kecerdasan untuk emosi terhadap orang lain. Kemampuan untuk merespon pada emosional orang lain tersebut sangat diperlukan sehingga menciptakan lingkungan kerja yang positif dimana seseorang merasa cukup aman untuk melakukan moral yang benar.
Ketika anda secara konsisten menggunakan kecerdasan moral, kompetensi moral, dan kompetensi emosional anda, anda akan menemukan bahwa anda meluangkan waktu lebih dengan pedoman moral anda. Saat kecerdasan moral, kompetensi moral, dan kompetensi emosi berjalan seimbang maka kreatifitas dan tindakan anda berada pada tingkat yang terbaik. Pada kebanyakan pemimpin yang sukses, mereka meluangkan mayoritas waktu mereka dengan sejajar. Namun seluruh waktu pengalaman kita ketika hal tersebut sulit untuk tetap sejajar. Ketidaksejajaran moral tidak selalu terjadi karena kita kekurangan kemampuan moral atau emosional. Biasa hal tersebut dikarenakan virus moral atau gangguan emosional yang akhirnya mengganggu kemampuan kita untuk menggunakan kompetensi moral dan emosional kesuksesan.
5. TANGGUNG JAWAB
Bertindak secara konsisten dengan berdasarkan prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan berarti memiliki tujuan penuh dalam setiap hal yang anda lakukan dan dalam setiap hal yang anda katakan. Kejujuran merupakan kebenaran. Kejujuran berarti mengatakan apa yang anda lakukan dan melakukan apa yang anda katakan. Kesadaran merupakan langkah pertama untuk bertindak jujur secara konsisten. Oleh karena itu sangat penting untuk memperjelas tentang apa yang ada dalam pecoman moral anda. Bertindak secara konsisten sesuai dengan pedoman moral anda juga berarti membiarkan orang lain tahu prinsip-prinsip yang penting bagi anda, sebaik seperti keputusan dan tingkah laku yang anda lakukan, konsisten dengan hal tersebut. Pemimpin yang secara menyolok tidak memperdulikan prinsip-prinsip umum berarti melakukan kerusakan besar dalam konstitusi mereka dan bawahan mereka, seburuk pemimpin yang “membayar” lip service terhadap kejujuran, tidak sesuai dengan prakteknya.
Dalam pengaturan perusahaan, kurangnya kejujuran biasanya menunjukkan kurangnya kompetensi moral. Mengatakan kebenaran sering kali berarti menegaskan kenyataan dibalik keadaan tantangan disekitar. Pemimpin perlu untuk mengatakan yang sebenarnya dengan sebab yang nyata untuk harapan dan keoptimisan. Kejujuran sering menyulitkan bagi pemimpin bisnis. Pada saat seorang pemimpin memiliki informasi yang dirahasiakan. Hal ini biasanya dalam situasi melibatkan tawaran-tawaran publik ketika rencana kerja mengalami penurunan. Untuk mengatakan kebenaran pada waktu yang tidak tepat dapat mengakibatkan sebuah penurunan pelayanan bisnis, namun jika hukum memerlukan informasi yang dimiliki, pemimpin harus mengakuinya. Pemegang informasi juga dibenarkan untuk melindungi privacy para karyawan.
Mengatakan yang sebenarnya dan kebijaksanaan merupakan dua hal yang tidak bertentangan. Beberapa orang merasa bangga terhadap dirinya dengan jujur terhadap kesalahannya. Kita mungkin mengatakan sesuatu yang takut untuk dikatakan, namun itu tidak perlu ditambah-tambahi untuk melebihi kebenaran yang ada. Beberapa orang menggunakan “kejujuran” sebagai sebuah kebebasan dari celah permusuhan. Mengatakan kebenaran akan bekerja baik ketika dipasangkan dengan kompetensi emosional dari kesadaran diri sendiri. Kita membutuhkan kesadaran diri untuk memahami bagaimana tujuan dan keinginan kita yang berpengaruh terhadap apa yang kita katakan terhadap orang lain. Pemimpin yang memiliki informasi terbatas mengenai perubahan seharusnya memeriksa dengan teliti motivasi mereka, hal tersebut penting untuk melindungi perusahaannya.
Kita memerlukan kompetensi emosional untuk memahami emosional orang lain dan membuka diri untu berdiskusi kebenaran langkah yang dapat diterima seseorang dan digunakan secara produktif. Para karyawan mengerti ketika pemimpin mereka mambuat keputusan melayani dirinya sendiri dan atau menaungi kebenaran tentang penundaan perubahan. Akibat dampak negatif pada moral dan perbuatan dapat merusak pelaksanaan setiap usaha perubahan.
Menyatakan kebenaran memiliki sebuah dampak terhadap keefektifan kepemimpinan dan kinerja. Ketika seseorang bekerja pada seseorang yang tidak jujur, mereka akan memilah informasi untuk melindungi dirinya dari reaksi negatif ataupun reaksi yang tidak terduga. Bos yang tidak jujur menciptakan sebuah iklim yang terdominasi oleh tipu daya politik daripada kerja produktif, orang-orang yang bekerja pada atasan yang tidak jujur meluangkan banyak waktu mewujudkan keajaiban agenda manajer mereka, berusaha untuk mengumpulkan informasi, berusaha untuk memacu kekuatan, dan hanya melakukan hal-hal yang mereka pikir dapat menjaga mereka terlepas dari kerusakan. Dan sebaliknya, pemimpin yang jujur membangkitkan sebuah kekuatan kepercayaan. Orang yang bekerja pada atasan yang jujur merasa relax karena mereka tahu tidak ada kejutan yang tersembunyi. Mereka lebih menyempurnakan lagi kinerjanya dan bekerja dengan kreatifitas yang tinggi ketika mereka tidak memiliki energi yang terbuang.
Menjaga janji merupakan sebuah kejujuran yang murni karena menunjukkan bahwa kita dapat dipercaya dalam melakukan apa yang kita katakan akan kita lakukan. Menjaga janji merupakan sebuah nilai kompetensi yang tinggi dalam berorganisasi. Untuk menjaga janji biasanya memerlukan bantuan dari beberapa kompetensi emosional- kesadaran diri sendiri untuk mengakui ketidakmantapan dalam bertindak antara tujuan dan tindakan serta kendali dari diri sendiri dalam kebiasaan disiplin kerja guna menjaga janji yang dibuat.
Kompetensi kejujuran merupakan sentral pusat pada keefektifan anda sebagai seorang pemimpin. Bagi seorang pemimpin, satu dari sekian banyak janji pemimpin mereka simpan dengan harapan untuk menjaga privacy dari orang lain. Keluhan yang ada umumnya mengenai rendahnya kejujuran para pemimpin yang menunjukkan bahwa mereka gagal dalam menjaga kepercayaan. Beberapa pimpinan mengkhianati kepercayaan dengan maksud baik dikarenakan mereka percaya bahwa membagi informasi dengan orang lain akan menolong orang yang diberi pernyataan informasi pribadi tersebut. Kepercayaan yang salah lainnya bahwa hal tersebut dapat diterima untuk membagi informasi yang diyakini mengenai sebuah partai ketiga yang mereka percaya tidak akan menyebarkan informasi yang diyakini kepada orang lain. Suatu hal yang ironis bahwa beberapa dari kita mengharap sebuah partai ketiga untuk menjaga sebuah kepercayaan yang kita khianati. Ketika anda mendiskusikan informasi pribadi mengenai orang lain dengan yang lainnya, anda dapat mengasumsikan bahwa hal tersebut akan menjadi umum, dan orang yang kepercayaannya anda khianati akan tahu bahwa andalah sumbernya.
Ketika seorang pemimpin mengkhianati kepercayaan, mereka kehilangan lebih dari kehormatan dari teman kerja sejawatnya. Mereka juga berhenti mendapat sumber informasi dari karyawan dan rekan kerja karena mereka menjadi lebih sensitif melindungi informasi yang dimiliki dari seorang loose-lipped leader. Seorang pemimpin yang kehilangan infornasi yang diyakini tidak semenderita sebanyak hancurnya karir orang yang kehilangan dimensi kejujuran. Jika pemimpin memiliki reputasi yang baik, orang kemungkinan akan mencoba untuk memberi kompensasi dengan menekankan kekuatan penuh pada pemimpin bahwa informasi yang pasti harus dipegang dalam kepercayaan.
6. BERSEDIA MEMAAFKAN
Ketika anda seorang pemimpin, memiliki tanggung jawab untuk melayani orang lain mengalir dalam perasaan. Aktif memperdulikan sesama berarti bahwa anda melakukan sesuatu yang secara aktif mendukung pilihan-pilihan personal orang lain. Terkadang itu bermakna bahwa anda peduli tujuan-tujuan orang lain seperti mereka peduli terhadap tujuannya sendiri. Suatu waktu, anda mungkin mendapatkan diri anda dengan serius mempedulikan tujuan orang lain melebihi apa yang mereka rasakan. Kompetensi memaafkan merupakan “kompetensi cermin” yang memiliki hubungan yang sangat dekat. Sulit untuk membicarakannya secara terpisah, namun keduanya bukan kemampuan yang sama. Beberapa dari kita merasa lebih baik memaafkan diri kita sendiri dibandingkan memberi maaf pada orang lain dan begitu pula sebaliknya. Kita tidak dapat melepaskan begitu saja kesalahan orang lain. Terkadang kita mengecam diri kita sendiri namun kita memiliki waktu yang mudah untuk memaafkan diri kita sendiri karena kita mengetahui maksud baik yang kita miliki secara mendasar. Sementara itu kita mungkin menolak untuk memaafkan orang lain karena kita tidak mempercayai motivasinya. Pemimpin yang efektif tahu bahwa melepas kesalahan yang orang lain lakukan akan memperjelas jalan menuju prestasi masa depan yang lebih baik.
Melepas kesalahan yang kita perbuat bukan berarti kita membebaskan atau menjelaskan lebih jauh tingkah laku yang tidak dapat diterima. Hal ini penting, menerima tanggung jawab terhadap apa yang anda lakukan dan menjalankan dengan lebih baik untuk melangkah ke depan. Namun kita harus menghentikan pembicaraan negatif yang akan memenuhi otak kita ketika kita kecewa terhadap diri kita sendiri. Mengapa? Ketika kita sibuk berbicara pada diri kita sendiri, mengenai kegagalan kita, kegelisahan, dan rasa bersalah, tidak ada ruang dalam jiwa untuk mempelajari pelajaran dari kesalahan kita. Jika kita tidak dapat memaafkan diri kita sendiri, kita akan diam ditempat. Oleh karena itu, kesalahan yang telah kita lakukan kita jadikan pegangan sebagai pengalaman dan peluang yang baru. Tanpa saling memaafkan, kehidupan manusia secara virtual tidak mungkin. Hubungan yang akrab dengan teman, keluarga, dan rekan kerja tidak akan ada tanpa saling memaafkan. Tanpa saling memaafkan, prestasi organisasi akan terhambat. Pemimpin yang efektif membentuk sebuah hubungan dengan pengikut-pengikutnya dengan saling memaafkan pada intinya.
7. EMOSI
Setiap saat kita menghadapi dunia dari dalam sebuah segitiga dari pemikiran, emosi, dan tindakan. Tidak peduli apa yang terjadi, kita selalu berpikir, merasakan, dan bertindak, dan kita melakukan kesemuanya secara serempak. Sebagai pemimpin dan pembuat keputusan, kebanyakan dari kita merasa lebih nyaman menjalankan satu dari ketiga domain tersebut. Beberapa dari kita tipe pemikir yang cenderung mengandalkan logika dan ide-ide; yang lainnya tipe perasa yang cenderung mengandalkan emosi dalam membuat keputusan, atau beberapa dari kita tipe fisikal yang ingin bertindak sebagai sebuah jalan dalam merespon sebuah masalah.
Sebenarnya anda menyadari segitiga anda sendiri, orang disekitar anda melihat tingkah laku yang diakibatkan. Apa yang rekan kerja anda perhatikan mengenai anda dan bagaimana mereka menafsirkan apa yang mereka lihat, memiliki dampak yang sangat besar dalam hubungan kerja anda, baik ataukah buruk. Karena orang-orang disekitar anda tidak dapat membaca pemikiran dan perasaan anda, mudah bagi mereka untuk salah pengertian terhadap tindakan anda. Jika anda ingin menjadi pemimpin yang efektif, anda memerlukan rekan kerja untuk mengerti secara tepat apa maksud anda, mengapa anda melakukan tindakan tersebut dan apa yang anda lakukan. Tanpa kesadaran dari diri sendiri, anda akan menyisakan sebuah misteri pada diri anda, dan akan akan berapa dalam kegelapan mengenai bagaimana anda harus berhadapan dengan rekan kerja anda. Tanpa kesadaran terhadap diri sendiri, perbaikan kapasitas dari diri anda sangat terbatas. Menyadari perasaan anda merupakan hal yang juga vital terhadap kemampuan menciptakan iklim kerja yang positif bagi karyawan anda.
Kita perlu untuk mengerti pemikiran kita sehingga kita dapat memperhatikan dan mengatur dampak emosional dan fisik. Kita dapat memilih pemikiran kita dan ketika kita mengubah pemikiran kita, semuanya berubah. Jika anda memiliki pemikiran kritik, anda akan melihat bahwa emosi dan tubuh anda negatif, dan anda tidak dapat menunjukkan hal yang terbaik. Jika anda meluangkan sedikit waktu untuk menempatkan ulang pemikiran kritik anda dengan kalimat-kalimat percaya diri dalam diri anda, suasana hati anda akan terangkat, tubuh anda relaks, dan prestasi kerja anda meningkat.
Pemimpin yang efektif meyandarkan diri pada kendali diri untuk memelihara kestabilan dengan prinsip-prinsip.kebanyakan pemimpin yang sukses telah mengetahui dari pengalaman, bahwa kehilangan kendali emosional akan berdampak buruk bagi harga diri mereka, reputasi mereka, dan prestasi bisnis mereka. Salah satu dari nutrisi emosional terbaik adalah sebuah keseimbangan hidup. Keseimbangan berarti mencapai keseimbangan dalam banyaknya waktu dan enegri yang anda luangkan pada masing-masing dari banyak dimensi kehidupan anda. Anda menetapkan keseimbangan emosional anda dengan mengalokasikan sumber daya personal, seperti waktu, energi, dan uang dalam kehidupan yang berarti bagi anda. Tidak ada aturan dalam menciptakan keseimbangan. Hanya anda yang dapat menentukan seberapa banyak waktu dan energi yang anda luangkan dalam hidup anda.
Kestabilan emosional akan tetap terjaga baik jika anda memilih kegiatan-kegiatan yang anda nikmati, dibandingkan kegiatan-kegiatan yang anda lakukan karena anda berpikir kegiatan tersebut baik bagi anda. Kegiatan relaksasi sehari-sehari juga dapat menambah kestabilan emosional dan fisik. Hal yang terpenting adalah memilih beberapa praktek sehari-hari yang mengisi kembali kestabilan badan, pikiran, dan semangat. Kemampuan efektif personal seperti memutuskan apa yang dipikirkan dan kendali diri merupakan bantuan nyata pada kompetensi moral. Kita tahu kita membutuhkan kendali emosional untuk melakukan hal yang benar. Namun mengapa kita membutuhkan kemampuan seseorang dalam kompetensi moral? Untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain, kita perlu memahami mereka. Untuk memiliki rasa belas kasih dan memaafkan kita perlu melihat dunia melalui mata orang lain.
Empati merupakan sesuatu yang seolah-olah seperti bagian jiwa dimana anda mengalami sebuah perubahan situasi melalui penglihatan orang lain. Tanpa empati anda terbatas dengan penglihatan realita subjektif anda sendiri. Empati bagi situasi kehidupan orang lain sering memberi inspirasi bagi kita untuk berkeinginan menolong. Hal ini penting untuk membedakan antara mengerti dunia orang lain dan terkontrol oleh keperluan-keperluan dan pilihan-pilihan orang lain.
Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan hal yang perlu bagi kompetensi moral. Dengan hati-hati mendengarkan menunjukkan tanggapan bagi nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, tujuan-tujuan, emosi-emosi orang lain. Kemampuan sepenuhnya untuk mendengarkan juga membuat kemungkinan empati karena hal tersebut sebagai bahan masukan pada rasa belas kasih dan memaafkan yang sepantasnya. Rasa hormat merupakan perekat yang membolehkan orang dari latar belakang, pandangan, dan kebiasaan yang berbeda untuk bekerja sama. Moral pemimpin mengetahui bahwa mereka hanya dapat mempercayai orang yang mereka hormati. Rasa hormat datang dari apresiasi terdalam kita terhadap orang lain. Ketika kita berkata bahwa kita hormat terhadap seseorang, kita membentuk sebuah hubungan dengan diri mereka, sebuah hubungan positif yang bebas dari pendapat kita terhadap pilihan dan tindakan mereka.
Karena pemimpin memerlukan orang lain untuk mewujudkan tujuan mereka, mereka harus terus berhubungan dengan orang lain. Empati, kemampuan mendengar, dan rasa hormat merupakan tanda seorang individu yang terus berhubungan baik dengan orang lain. Pemimpin yang dapat memiliki hubungan baik dengan orang lain memiliki empat tambahan kualitas: mereka menunjukkan ketertarikan pada kehidupan orang lain; mereka terbuka dan dekat dengan orang lain; mereka fleksibel dalam menyesuaikan pilihan-pilihan dan kebutuhan-kebutuhan orang lain; dan mereka enjoy dengan perbedaan diantara mereka.
Menghargai perbedaan-perbedaan melebihi rasa hormat atau menilai bermacam-macam pandangan yang dibawa orang lain. Hal ini merupakan kapasitas untuk menikmati perbedaan-perbedaan diantara kita yang membuat kita menarik. Orang yang dapat terus berhubungan baik dengan orang lain tidak hanya sabar menghadapi perbedaan; lebih dari itu mereka merasa kaya dengan keunikan kepribadian dan pandangan bahwa orang dari latar belakang yang berbeda dapat memberikan masukan.
8. PEMIMPIN YANG BERMORAL
Ketika anda seorang pemimpin, anda akan selalu berada di atas panggung. Setiap hal yang anda lakukan diteliti dengan cermat, dianalisa, dan diterjemahkan oleh orang-orang disekitar anda. Selebriti dan politisi mengakui bahwa kemampuan memandang merupakan pedang bermata dua. Dilain hal, sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan kebiasaan dari pandangan umum. Kekuatan merupakan aset lain dari pemimpin untuk mempengaruhi organisasi anda untuk mengangkat kemampuan moral. Kepemimpinan dan kekuatan sebetulnya searti, sebagai bukti karakteristik kepemimpinan sebagai kekuatan. Kebanyakan pemimpin formal memiliki kekuatan.
Kekuatan kepemimpinan tidak hanya dinyatakan oleh pemimpin, bisa juga dengan diberikan oleh pemimpin kepada pengikutnya. Pengikut yang mengikuti pemimpinnya, jadi memiliki kekuatan. Karena pemimpin memiliki kekuatan, pengikut berhati-hati dalam memberikan informasi kepada pemimpin. Pertahanan terhadap pengaruh kekuatan bukan hanya kualitas dari data bisnis yang sulit terhubung pada laporan keuangan, kualitas produk, dan sikap pelanggan, namun rasa hormat terhadap kekuatan juga membatasi jumlah dan kualitas dari “data lunak” yang tersedia untuk pemimpin. Ketika pemimpin membuat kesalahan, sulit bagi pengikut untuk mengatakannya. Tanpa informasi yang akurat tentang bisnis dan tentang kapasitas yang dimiliki, akan berisiko dan membuat sebuah kesalahan besar yang dapat mengakibatkan kehancuran bisnis.
Ketika anda memiliki kemampuan tinggi pada seluruh kompetensi moral, anda diperkenankan untuk menggunakan kekuatan kepemimpinan dan kemampuan pandangan anda untuk memproduksi hasil bisnis terbaik. Banyak pemimpin senior yang efektif dan jujur yang terhormat karena mereka menunjukkan kejujuran dan tanggung jawab, walaupun kurang dalam rasa toleransi dan rasa memaafkan. Namun pemimpin yang mengilhami pengikut mereka dengan usaha yang baik memiliki rasa toleransi dan pemaaf.
Sejauh ini kita telah melihat mengapa moral kepemimpinan diperlukan untuk dioperasikan pada puncak skala kompetensi moral. Karena kekuatan dan pandangan mereka, sikap mereka memiliki dampak utama terhadap sikap disekitar mereka. Sebagai tambahan, pada keahlian yang tinggi pada kompetensi moral dan emosional, kebanyakan pemimpin yang efektif menjalankan dari sebuah pusat kepercayaan organisasi yang memberitahukan dengan melalui pengikut-pengikutnya. Setiap hal yang mereka lakukan terinspirasi oleh sebuah kepercayaan pada kebaikan seseorang. Dapat disimpulkan bahwa walaupun manusia tidak sukses, dan walaupun mereka membuat kesalahan, banyak orang yang memiliki maksud baik.
Pendekatan moral kepemimpinan terhadap prestasi dan perkembangan manajemen dipandu oleh kepercayaan pemimpin dalam kepentingan yang baik dari orang-orang yang melaporkan kepadanya. Hal ini merupakan sebuah pendekatan yang membesarkan hati para karyawan agar hidup dalam keselarasan, melepaskan energi positif mereka, dan usaha terbaik mereka.
Sebagai seorang pemimpin moral, anda memegang teguh tanggung jawab terhadap diri anda sendiri untuk menolong orang lain agar tetap selaras dengan keserasian yang penting bagi mereka. Bagaimana caranya? Pertama, kepercayaan pada para karyawan yang potensial untuk melakukan hal yang luar biasa bagi diri mereka sendiri dan organisasi anda. Kedua, anda dapat menggunakan diskusi untuk membicarakan tujuan hidup yang karyawan anda perhatikan, bukan hanya tentang tujuan bisnis. Ketiga, pegang erat tanggung jawab atas rapat seluruh personal dan tujuan profesional mereka. Membangun karyawan merupakan pusat pembangunan dari moral kepemimpinan. Mengapa? Itu dikarenakan perkembangan manusia merupakan jalan untuk menciptakan sebuah kekuatan kerja pada keperluan prinsip moral untuk menopang kesuksesan organisasi anda. Ketika sebuah moral kepemimpinan ditanamkan dalam perkembangan seorang karyawan, dia akan melebihi tipe sasaran pada kemampuan teknis dan kebiasaan yang menghasilkan akibat bagi perusahaan dalam jangka pendek. Rencana perkembangan yang dipimpin untuk prestasi bisnis jangka panjang meliputi banyak hal. Termasuk diantaranya tindakan menolong karyawan diwujudkan bukn hanya sebagai tujuan bisnis namun bagi seluruh kepentingan personal dan aspirasi profesional. Rencana perkembangan yang efektif bukan hanya tanggung jawab karyawan, tapi juga penyebaran rencana pertumbuhan karyawan yang anda dan karyawan anda jalankan. Anda dan karyawan anda bekerja sama untuk meraih tujuan yang penting bagi karyawan dan pada kesempatan yang sama diharapkan untuk menghasilkan keinginan hasil organisasi.
Tindakan mungkin akan berbicara lebih keras dibandingkan kata-kata, namun mengkomunikasikan sebuah kepercayaan dalam kebaikan dari kebutuhan pengikut akan secara aktif dibicarakan dengan baik. Dimulai dengan menyebarkan prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan yang mendasari pedoman moral. karena banyak karyawan tidak memiliki pengalaman sebelumnya dengan superior yang bertanya mengenai bermacam-macam informasi. Keinginan anda untuk penyingkapan kepercayaan personal akan selalu memperkecil setiap ketidak nyamanan pada bagian karyawan anda. Namun anda juga harus membuatnya menjadi jelas bahwa penyingkapan atas kepercayaan dan tujuan anda bukan sebuah formalitas. Anda menyebarkan kepercayaan dan tujuan anda karena anda juga ingin membantu melalui karyawan-karyawan anda.
Manajer selalu berasumsi bahwa mereka memiliki sebuah hak secara sepihak untuk menyalurkan feedback dengan posisi mereka. Feedback yang tak diinginkan merupakan sambutan yang tidak efektif. Manajer sering tertekan untuk menutupi akibat yang sering muncul dari feedback negatif pada tindakan yang memburuk lebih lanjut melebihi perbaikan. Turunnya prestasi disebabkan emosi negatif yang menyebabkan feedback yang tidak diinginkan. Karyawan yang menerima feedback negatif yang tak diinginkan merasa tidak berharga, salah pengertian, dan kehilangan kekuatan. Manajer harus mencari ijin untuk memberikan feedback dan untuk mengumpulkan feedback dari karyawan mengenai tindakan manajer sendiri. Jika manajer berhasil berkomunikasi lebih dalam dan percaya pada karyawan, karyawan dapat menyesuaikan aspek negatif dari feedback dalam kontek merasa bernilai positif dengan manajer. Pada akhirnya, jika manajer dapat mengkarakteristikkan feedback sebagai peluang untuk menolong karyawan menyelesaikan kepentingan pribadi atau tujuan professional, karyawan akan melihat feedback sebagai sebuah tindakan bantuan daripada sebuah serangan.
9. MEMIMPIN ORGANISASI BESAR
Kecerdasan moral organisasi merupakan kesatuan yang budayanya ditanamkan dengan nilai-nilai yang berguna dan anggota-anggotanya secara konsisten bertindak dalam jalur yang selaras dengan nilai-nilai tersebut. Karakteristik utama kecerdasan moral organisasi adalah merupakan sekumpulan kecerdasan moral manusia. Setelah semuanya, jika anda meletakkan cukup kecerdasan moral manusia dalam satu tempat maka akan ditangkap oleh nilai budaya. Namun moral pemimpin menyadari bahwa pekerjaan mereka akan lebih sederhana dengan menyewa orang lain yang bertindak dalam langkah yang pasti, seperti sebuah kecerdasan moral organisasi. Menggerakkan moral pemimpin dan meningkatkan prestasi dengan secara aktif membesarkan hati setiap orang dalam organisasi untuk menggunakan prinsip-prinsip moral mereka pada tindakan individu mereka dan juga menciptakan luasnya kebijakan-kebijakan organisasi, praktek-praktek dan sistem pemberian penghargaan berdasarkan nilai-nilai moral.
Jika kita memiliki sebuah antena penglihatan dari kecerdasan moral organisasi yang tertinggi, apa yang akan kita lihat? Pertama, kita tidak akan melihat orang memiliki kesederhaan moral, atau kesederhanaan sosial, atau secara sederhana terfokus pada aspek teknik pekerjaan mereka. Kita akan melihat nilai-nilai moral hidup dalam kebiasaan alamiah mereka, terkait dengan nilai-nilai sosial dan bisnis lain yang penting pada sebuah perusahaan besar yang sukses. Kita akan melihat pemimpin-pemimpin yang mempercayai adanya beberapa bagian nilai moral manusia yang tersebar pada setiap manusia di dunia dan oleh karena itu tersebar juga dalam lingkungan kerja dan di luar lingkungan kerja. Kita akan memberitahukan pemimpin yang berbicara dengan penuh semangat mengenai kepercayaan mereka dan nilai-nilai yang didirikan oleh perusahaan. Kita juga akan memberitahukan bahwa memimpin sebagai kemampuan moral yang secara strategi diberikan.
Jika titik tempat yang menguntungkan bagi perusahaan cukup tinggi, kita akan melihat organisasi secara umum terikat secara internal dari nilai-nilai moral, sosial, dan bisnis mencapai lintas negara dan benua untuk kerjasama manusia dari bahasa, kebiasaan sosial, dan tradisi yang berbeda dalam pencarian dari sebuah bagian impian dari prestasi individu dan prestasi profesional.
Kelompok senior manajer dari labolatorium pertahanan pengurus sebuah sidang pembelajaran dalam hal mengatur konflik selama sebuah periode ketegangan pada masa perubahan perusahaan. Workshop kepemimpinan mereka menyarankan sebuah jalan untuk mencegah konflik dalam organisasi adalah untuk meningkatkan sebuah “kontrak sosial” – sebuah kode dari kebiasaan tingkah laku.
Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan: rasa penuh hormat, adil, jujur, profesional, menghargai, sikap positif, tanggung jawab. Rasa hormat terhadap orang lain dengan memperlakukan mereka secara adil dan jujur. Perlakukan diri anda dalam cara profesional yang menimbulkan rasa menghargai, merasa penting, sikap positif, dan tanggung jawab. Sebelumnya dijelaskan prinsip-prinsip umum yang kita percayai sebagai kunci efektif kepemimpinan – jujur, tanggung jawab, toleransi, dan rasa memaafkan. Prinsip-prinsip ini sangat diperlukan bagi keefektifan organisasi. Organisasi yang nilai-nilai organisasinya merefleksikan prinsip-prinsip ini dalam budaya mereka akan sukses karena mereka akan menjaga karyawan-karyawan berbakat mereka. Ini merupakan prinsip-prinsip yang dengan kuat menyuarakan pada karyawan, sehingga mereka ingin tetap tinggal dan terinspirasi untuk memberikan usaha yang terbaik pada organisasi. Namun jika kejujuran, tanggung jawab, toleransi, dan rasa memaafkan hilang dari kehidupan organisasi, ketidaksesuaian antara tujuan berdirinya organisasi dengan harapan dan kepercayaan karyawan. Jika pedoman moral karyawan tidak segaris dengan kode etik perusahaan, hal itu berarti mereka tidak lagi memberikan usaha terbaik mereka pada perusahaan.
Sebuah organisasi yang bertindak dengan kejujuran lebih seperti memiliki kepercayaan, karyawan yang setia. Namun kejujuran juga sangat penting karena pemegang saham turut mendukung. Perusahaan harus mengangkat empat dari delapan nilai-nilai sebagai “nilai-nilai inti” mereka – termasuk didalamnya prinsip-prinsip yang sangat mendasar dari kejujuran. Pertama bagi pemimpin senior untuk menyekat-nyekat sebuah strategi komunikasi yang mereka gunakan dengan karyawan mereka dan mengumumkan secara luas untuk mengenal dan meningkatkan nilai-nilai organisasi mereka. Kedua, senior tim perlu mempraktekkan apa yang mereka ajarkan dan setia menyelenggarakan nilai-nilai perusahaan yang diumumkan. Strategi ketiga adalah bagi pemimpin senior agar mengajak tenaga kerja mereka supaya agar bertanggung jawab atas diri mereka.
Kejujuran menciptakan penghargaan besar bagi organisasi yang memeluknya. Seluruh pemegang saham – karyawan-karyawan, penjual keliling, penanam modal, rekan bisnis – lebih suka melakukan bisnis dengan organisasi yang memiliki kejujuran kuat. Sederhana dan mudah untuk menggunakan sebuah organisasi yang jujur yang menetapkan misi dan nilai-nilai, dan tidak menyimpang dari itu. Pengertian umum: organisasi yang menarik karyawan dan pelanggan dengan kenyataan dari kejujuran mereka, seperti kesuksesan yang tinggi dalam perjalanan yang panjang.
Terdapat dua hal penting dalam tanggung jawab organisasi. Pertama, tanggung jawab untuk melayani orang lain. Kedua, mengakui kesalahan dan kegagalan. Yang terpenting adalah organisasi memiliki misi sosial yang bermanfaat. Rasa memaafkan dalam organisasi merupakan sebuah kapasitas organisasi untuk menerima kesalahan dan kegagalan diantara pekerja keras. Rasa memaafkan sangat penting bagi dua alasan. Pertama, karyawan perlu untuk mengetahui bahwa mereka memiliki ruang kegagalan. Jika kesalahan selalu dihukum, iklim emosional organisasi akan tidak menarik pada karyawan terbaik anda, yang akan pergi saat menemukan tempat yang lebih menjanjikan. Kedua, rasa memaafkan merupakan dasar pada inovasi dan pertumbuhan. Inovasi memerlukan usaha dalam ketidaktahuan, dimana tidak ada formula. Risiko akan diambil, kesalahan akan dibuat. Sesuatu akan bekerja, dan sesuatu akan gagal. Organisasi tidak dapat mempelopori wilayah baru kecuali mereka menerima bahwa mereka akan menghasilkan beberapa waktu dalam mengitari lingkaran atau sampai jalur akhir.
Unit dasar dari organisasi adalah manusianya. Kemampuan organisasi anda untuk menggunakan. Menyewa orang yang tepat merupakan orang yang siap untuk menyebarkan nilai-nilai perusahaan anda, dan memiliki sebuah catatan jejak dari tindakan secara konsisten dengan nilai-nilai tersebut. Ini merupakan hal terpenting dalam menciptakan sebuah kompetensi moral organisasi.
10. KECERDASAN MORAL BAGI WIRAUSAHAWAN
Pengusaha jarang meluncurkan usaha dengan sebuah fokus moral yang jelas. Mereka membuat kesalahan-kesalahan, dan sebagian besar kesalahan yang paling sering dilakukan adalah moral, bukan strategi ataupun operasional. Ketika tingkat kompetensi moral pengusaha sudah berkurang atau bahkan tidak ada, bisnis-bisnis mereka biasanya mengalami kebimbangan atau gagal secara keseluruhan. Tetap saja model bisnis yang luar biasa sekalipun tidak dapat bertahan tanpa kemampuan moral kepemimpinan. Pengusaha-pengusaha yang ingin sukses harus menguasai bukan hanya tantangan bisnis mereka, namun harus menyelaraskan bisnis mereka dengan prinsip-prinsip kejujuran, tanggung jawab, sikap toleransi dan tindakan memaafkan. Nilai moral sangat penting sekali pada semua ukuran organisasi, baik organisasi besar maupun organisasi kecil, organisasi profit maupun organisasi non-profit. Kejujuran, tanggung jawab, rasa toleransi, dan tindakan memaafkan merupakan nilai-nilai yang tidak dapat disangkal.
Aliran informasi yang bagus, dengan mudah datang pada organisasi kecil. Karyawan pada organisasi besar sering merasa tertekan dalam menjaga hubungan dengan superior agar tetap baik. Meskipun itu berarti menyembunyikan rasa sakit dari tindakan-tindakan yang buruk. Ironisnya, ketika kebenaran yang sulit untuk disembunyikan telah tertutupi, akibatnya mungkin tidak begitu menakutkan karena perusahaan profit yang besar biasanya memiliki iklim kerja yang buruk dari lingkungan internal yang tidak jujur.
Tidak seperti pada perusahaan besar yang biasa terfokus pada peningkatan profit, banyak perusahaan baru ataupun perusahaan kecil yang mencoba untuk memperkaya tujuan dalam membuat profit. Sedangkan perusahaan kecil tidak memiliki tanggung jawab yang mewah. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengakui sebuah kesalahan dapat membuat perbedaan antara tinta hitam dan tinta merah. Namun mengakui kegagalan terasa sulit, di lain hal dikarenakan individu yang bekerja pada perusahaan kecil sering merasa lebih memperhatikan pada kepemilikan serta keputusan yang mereka buat dan ingin tetap menjauhkan hambatan-hambatan agar hal tersebut terus bekerja.
Perusahaan-perusahaan baru dapat sukses, bukan karena mereka tidak membuat kesalahan-kesalahan, namun dikarenakan mereka tahu bagaimana untuk membuat kesalahan secepatnya. Semakin cepat organisasi mengakui kesalahan, semakin cepat dia dapat merubah jalan. Rasa toleransi datang lebih mudah dalam sebuah organisasi kecil. Dalam perusahaan kecil anda akan mengenal mana orang baik dan anda akan mengenal seluruh pekerja. Keanggotaan dalam kelompok kerja kecil terasa lebih dekat, kita akan merasa tertarik dengan pasangan kerja kita. Kita merasa memiliki ikatan dengan mereka. Kita melihat kesuksesan mereka dan kita seakan saling terhubung. Ketika mereka memerlukan bantuan, kita ingin menolong mereka. Namun bukan berarti dalam organisasi kecil anti terhadap persaingan, penipuan, ataupun perasaan tidak suka. Tidak ada sekelompok manusia yang sempurna. Kita mungkin melihat sisi gelap dari sekelompok manusia. Kita mungkin melihat sisi gelap dari hubungan ketika kita bekerja dalam sebuah organisasi kecil, namun kita jarang melihat ketidakacuhan.
Dikarenakan sebuah organisasi kecil mempercayakan pada kemampuan mereka untuk memutar roda bisnis dengan mengalami kesalahan-kesalahan, penting bagi organisasi kecil untuk memaafkan kesalahan-kesalahan. Melepaskan kesalahan-kesalahan dan terus berjalan di atas semua hal yang telah terjadi akan lebih mudah pada organisasi kecil. Dalam sebuah organisasi kecil, sulit untuk bekerja disekitar sebuah hubungan yang sarat pertengkaran. Mengerti dan menerima kegagalan dari penderitaan teman sekerja kita akan mengatur tingkatan untuk “melayaninya” dan terus maju.
Pengusaha dengan ketentuan memilih jalur menuju sukses yang keduanya berisiko, keduanya meletihkan dan menggembirakan. Kesuksesan usaha anda seperti beberapa orang pemimpin bergantung pada kesamaan empat prinsip dari kejujuran, tanggung jawab, toleransi, dan sikap memaafkan yang mendasari perusahaan yang menderita.
Berikut ini terdapat lima nasehat:
1. Bangun sebuah bisnis yang menolong orang lain. Jika produk atau jasa anda tidak membuat dunia menjadi sebuah tempat yang lebih baik. Mengapa susah?
Walaupun bisnis anda gagal, namun pada dasarnya banyak pengusaha melakukan kegagalan selama beberapa waktu sebelum sepenuhnya membangun sebuah kesuksesan usaha.
2. Pilih rekan kerja anda dengan bijak
Jika anda bekerja pada sebuah organisasi besar, hubungan profesional anda terpelihara pada jaringan teman kerja, rekan industri, penasehat, pimpinan, dan pengetahuan-pengetahuan. Pada organisasi kecil hubungan profesional anda sering terkait dengan jaringan pribadi, keluarga, dan teman.
3. Pegang erat nilai-nilai inti yang anda miliki
Usaha bisnis kecil perlu waspada tentang perbaikan keselarasan nilai-nilai inti.
4. Disekitar diri anda dan para karyawan, siapa yang membagi nilai-nilai anda
Walaupun nilai-nilai organisasi merupakan kunci mencapai kesuksesan, pastikan untuk menjaga keanekaragaman. Culture organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan. Jika anda hanya memperbanyak usaha yang ada, anda akan kehilangan peluang bagi usaha anda dengan adanya karyawan-karyawan baru yang membawa penghargaan bagi produk dan jasa.
5. Utamakan karyawan dan organisasi lebih dulu
Mengutamakan karyawan berarti menginvestasikan perkembangan karyawan. *****
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.