Saturday, December 11, 2010

Dinamika Kompetisi Jasa Telekomunikasi – Seri 1

Dua teori yang relevan untuk menjelaskan dinamika kompetisi adalah teori perilaku producers (monopolistic, duopolistic, oligopolistic, monopolistic competition, dan perfect market); dan teori kedua, adalah access pricing theory yang memberi isyarat bahwa perilaku operator dipengaruhi oleh access structure dan price (access and retail) regulations.

Ada beberapa perilaku strategis operator yang perlu dicermati terutama yang anti-competitive (meskipun legal) antara lain perilaku yang berdampak exclusionary dan raising rival's cost seperti bundling-tying, refuse to deal, delay negotiation, price discrimination, predatory pricing. dan perilaku atau kondisi yang membuat pihak yang bersaing bertindak paralel baik disengaja maupun tidak seperti tacit collusion, conscious parallelism, dan parallel behavior.

Dalam hal hubungan antar-operator telekomunikasi yang terjadi adalah two-way access, dua network operator saling membutuhkan akses secara timbal balik. Two-way access dapat dibedakan menjadi asymmetric dan symmetric, perbedaan didasarkan dari jumlah pelanggan, trafik, dan coverage. Pada operator selular terjadi symmetric two-way access karena perbedaan besaran variabel pembanding relatif kecil. Sedangkan pada PSTN (Public Switch Telephone Network) atau telepon lokal, terjadi asymmetric two-way access.

ARPU merupakan ukuran dari tingkat pendapatan (Revenue). Pada mulanya formula menghitungnya Total Revenue dibagi Total Pelanggan. Namun karena ada pelangan yang memilki lebih dari satu nomor, dan ada pula nomor yang tidak aktif namun membebani fasilitas operator, maka pembaginya diubah menjadi total nomor yang telah diterbitkan. Artinya, hitungan ARPU bisa lebih besar ketika nomor yang churned (sudah hangus atau sudah tidak aktif) dikeluarkan dari perhitungan.

Ketika belum ada prepaid, maka minimum ARPU dapat dihitung sbb: Total Fixed subscription fee (abodemen) dibagi total jumlah pelanggan (asumsi, semua pelanggan aktif). Ketika prepaid sudah dominan, maka rumus ini menjadi kurang valid.*****

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.